Virus influensa tipe A memiliki beberapa subtipe yang ditandai adanya Hemagglutinin (H) dan Neuramidase (N).
Gambar 1. Struktur virus influensa A
Strain virus dikarakterisasikan berdasarkan dua macam
protein yang terdapat pada permukaan virus. Dua macam protein tersebut
adalah Neuraminidase dan Hemagglutinin. Kedua protein ini terdapat di
permukaan virus layaknya paku-paku yang menancap. Dan kira-kira 80% nya
adalah hemagglutinin, protein trimerik yang berfungsi dalam proses
penyerangan virus ke sell tuan rumah. Sedangkan 20 %-nya terdiri dari
neuraminidase, yang diperkirakan terlibat dalam pelepasan partikel virus
baru dari cell host. Bagian dalam sell mengandung RNA yang merupakan kode genetik untuk proses replikasi.Pada virus influensa, terdapat 15 subtipe hemagglutinin yang berbeda dan 9 subtipe neuraminidase. Untuk setiap perbedaan tipe akan menghasilkan virus dengan strain yang berbeda juga. Sebagai contoh virus flu burung, AH5N1. A untuk tipe virus influensa jenis A, hemagglutinin tipe 5, dan neuraminidase tipe 1. Dan virus ini akan terus bermutasi menghasilkan virus-virus baru yang lain dengan virus asalnya. Misalnya virus H9N14, H9N2, H1N1, dan strain-strain lainnya. Diketahui bahwa yang paling mematikan adalah strain virus H5 dan H7 yang dapat menimbulkan kematian yang luas pada hewan ternak.
Gambar 2. Perkembangan mutasi virus influensa
Virus influensa yang menyerang unggas disebut virus Avian
Influensa (AI). Awalnya virus ini hanya menular antar unggas. Namun
kemudian diketahui bahwa virus ini mampu menyerang hewan lainnya seperti
babi dan sapi. Kebanyakan strain virus tidak dapat berpindah dari hewan
kepada manusia, namun virus yang telah bermutasi dan menyerang manusia
dapat menular ke manusia lainnya, hal ini dapat menyebabkan pendemik flu
yang luas. Virus flu burung yang kemarin sempat membuat heboh adalah
subtipe H5N1 yang memiliki waktu inkubasi selama 3-5 hari.Virus Flu dapat menyebar melalui udara, berbagi alat makan dan minum, atau kontak langsung dengan penderita. Intinya virus flu sangat mudah menyebar dan menular. Virus yang menempel di kulit dapat masuk ke dalam tubuh saat menyentuh atau menggaruk hidung dan mulut. Mencuci tangan sangat penting guna membatasi penyebaran virus. Gejala akan terasa pada satu sampai empat hari setelah infeksi.
Gambar 3. Infeksi virus masuk melalui hidung
Biologi molekuler dari virus influenza sangat kompleks dan full mekanisme-nya masih belum jelas seluruhnya. Meski begitu, para ahli sudah menyadari bahwa vaksin anti influenza yang efektif tidak akan dapat dikembangkan karena proses mutasi sang virus yang sangat cepat. Sekali vaksin telah berhasil diciptakan untuk satu jenis virus, virus tersebut dengan cepat akan bermutasi dan menjadi resistan. Vaksin terus diproduksi untuk virus-virus A dan B yang telah diketahui, meskipun strain baru dari virus tersebut masih bisa menginfeksi orang-orang yang telah di beri vaksinasi. Inilah mengapa virus influensa seringkali menjadi wabah pendemik yang luas.
Banyak sudah usaha membuat obat dan antivirus influensa telah dilakukan. Namun tidak ada satu obat/antivirus-pun yang mampu untuk menghancurkan semua jenis strain virus. Pembuatan antivirus harus terus dilakukan seiring dengan munculnya virus influensa dengan strain-strain baru.
Sumber: http://sciencebiotech.net/mengenal-virus-influensa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar